5Blogger – Donald Trump kembali mengundang kontroversi setelah secara terbuka menuduh mantan Presiden Barack Obama melakukan pengkhianatan. Pernyataan tersebut disampaikan pada Selasa (22/7/2025) dalam sebuah wawancara yang langsung menyulut ketegangan di kancah politik AS.
Trump menyebut Obama sebagai otak di balik dugaan manipulasi informasi intelijen terkait campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016, isu yang selama bertahun-tahun menjadi sumber konflik politik di Negeri Paman Sam.
Menurut Trump, bukan hanya Obama yang terlibat. Ia juga menuding mantan Presiden AS, Joe Biden, serta mantan direktur FBI James Comey, mantan Direktur Intelijen Nasional James Clapper, dan eks Kepala CIA John Brennan sebagai bagian dari “konspirasi pengkhianatan.”
“Simak Juga: Misteri Legenda Atlantis, Peradaban Hilang yang Masih Dicari Dunia”
“Berdasarkan apa yang saya baca, dan saya membaca hampir sama dengan Anda, kemungkinan besar Presiden Barack Obama yang memulainya,” ujar Trump kepada wartawan. Ia menyebut Obama sebagai “pemimpin geng” dalam dugaan rekayasa intelijen.
Direktur Intelijen Nasional saat ini, Tulsi Gabbard, juga ikut menyulut kontroversi dengan mengirim laporan kriminal ke Departemen Kehakiman. Laporan tersebut merinci tuduhan bahwa pejabat tinggi di era Obama telah memalsukan data intelijen untuk menuduh Rusia terlibat dalam pemenangan Trump.
Dokumen yang disebut-sebut sebagai “laporan sensitif” ini diterbitkan pada Jumat lalu. Kini menjadi sorotan publik serta bahan perdebatan panas di Kongres.
Meski tuduhan ini mendapat perhatian besar, banyak pihak mempertanyakan validitasnya. Empat penyelidikan independen antara tahun 2019 hingga 2023, meliputi penyelidikan kriminal, kontraintelijen, dan audit pengawasan. Penyelidikan ini telah menyimpulkan bahwa Rusia memang melakukan intervensi demi mendukung Trump dalam pemilu 2016. Namun, tidak ada bukti kuat bahwa Obama atau stafnya merekayasa informasi tersebut.
Sejumlah analis politik menilai bahwa Trump tengah mencoba menghidupkan kembali narasi lama untuk mengalihkan perhatian dari isu hukum yang tengah dihadapinya. Apalagi tahun 2026 diprediksi akan menjadi tahun politik panas menjelang pemilu berikutnya.
Tuduhan Trump segera menuai tanggapan keras dari Partai Demokrat. Beberapa senator menyebut tuduhan ini sebagai “taktik pengalihan klasik” yang digunakan Trump untuk menggiring opini publik menjelang siklus pemilu mendatang. Tak sedikit pula pihak yang meminta Departemen Kehakiman untuk menanggapi laporan Tulsi Gabbard secara objektif dan transparan.
“Baca Juga: Efek Buruk Campurkan Chia Seed dengan 9 Makanan Ini”
This website uses cookies.