
5Blogger – Robert Redford, aktor ikonis sekaligus sutradara peraih Oscar, meninggal dunia pada usia 89 tahun di rumahnya. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh humasnya, Cindi Berger, Ketua dan CEO Rogers and Cowan PMK.
“Robert Redford meninggal dunia pada 16 September 2025, di rumahnya di Sundance, Utah, tempat yang ia cintai, dikelilingi oleh orang-orang yang ia cintai. Ia akan sangat dirindukan,” ujar Berger.
Keluarga Redford meminta privasi di tengah duka mendalam ini.
Nama Redford melejit lewat perannya dalam Butch Cassidy and the Sundance Kid (1969) dan All the President’s Men (1976). Selain dikenal sebagai aktor, ia juga sukses di balik kamera. Film garapannya, Ordinary People (1980), meraih empat Oscar termasuk Sutradara Terbaik.
Ia kemudian melanjutkan kesuksesan dengan menyutradarai A River Runs Through It (1992) dan Quiz Show (1994). Wajah tampannya membuatnya kerap dipilih sebagai pemeran utama romantis, meski ia merasa label tersebut membatasi kreativitasnya.
Robert Redford bukan hanya bintang film, tetapi juga aktivis lingkungan. Sejak pindah ke Utah pada 1961, ia aktif memperjuangkan pelestarian alam di Amerika Barat.
“Simak Juga: USU Umumkan 8 Nama Calon Rektor, Muryanto Amin Masuk Daftar”
Pada 1981, ia mendirikan Sundance Institute, lembaga nirlaba yang mendukung perfilman independen. Dari lembaga ini lahirlah Festival Film Sundance, ajang bergengsi yang memperkenalkan sineas besar seperti Quentin Tarantino dan Steven Soderbergh.
Dedikasi Redford bagi perfilman independen diakui dengan Oscar kehormatan pada 2002.
Redford menikahi Lola Van Wagenen pada akhir 1950-an. Mereka dikaruniai empat anak: Scott (yang meninggal saat bayi), Shauna, David, dan Amy. Tragedi kembali menimpa keluarga ketika David meninggal akibat kanker pada 2020.
Meski terpukul, Redford terus melanjutkan kiprahnya dalam dunia film dan advokasi lingkungan. Ia menyebut dukungan ibunya sebagai salah satu pendorong terbesarnya sejak muda.
Lahir di Santa Monica, California, pada 1936, Redford tumbuh dalam keluarga sederhana. Ayahnya bekerja keras sebagai pengantar susu sekaligus akuntan.
Sejak kecil, Redford gemar membaca mitologi Yunani dan Romawi di perpustakaan setempat. Namun, ia bukan siswa berprestasi. Ia lebih suka berpetualang dan bereksperimen di luar sekolah.
Ia sempat mendapat beasiswa bisbol di University of Colorado, tetapi kehilangan kesempatan itu akibat kebiasaan minum. Setelah dikeluarkan, ia bekerja di Standard Oil untuk menabung sebelum berangkat ke Eropa demi mengejar seni.
Sepulang dari Eropa, Redford masuk American Academy of Dramatic Arts di New York. Meski awalnya pemalu, ia mulai percaya diri setelah mendapat dorongan dari gurunya.
Debut televisinya hadir pada 1959 lewat serial Perry Mason. Kariernya melonjak saat membintangi drama Broadway Barefoot in the Park (1963), yang kemudian diadaptasi ke layar lebar bersama Jane Fonda.
Puncak popularitas Redford datang ketika ia beradu akting dengan Paul Newman dalam Butch Cassidy and the Sundance Kid. Chemistry keduanya berlanjut di The Sting (1973), yang meraih Oscar untuk Film Terbaik.
Selama dekade 1970-an, ia membintangi sejumlah film klasik, termasuk Jeremiah Johnson, The Way We Were, The Great Gatsby, dan All the President’s Men. Perannya dalam film-film ini meneguhkan statusnya sebagai aktor papan atas Hollywood.
Keinginannya untuk lepas dari kendali studio mendorong Redford menjadi sutradara. Ordinary People (1980) menandai debutnya yang langsung sukses besar.
Ia terus bereksperimen dengan tema beragam, mulai dari drama keluarga (A River Runs Through It), politik (Quiz Show), hingga kisah romantis (The Horse Whisperer).
Redford juga tetap tampil di depan kamera hingga usia lanjut. Film Netflix Our Souls at Night (2017) mempertemukannya kembali dengan Jane Fonda, sementara The Old Man & the Gun (2018) ia sebut sebagai peran terakhirnya.
Selain kontribusinya dalam film, Redford dikenal sebagai suara vokal isu lingkungan. Ia sering menggunakan popularitasnya untuk menyuarakan kekhawatiran terhadap perubahan iklim, termasuk lewat tulisan opini di CNN pada 2020.
Sundance Institute dan Festival Film Sundance menjadi warisan abadi Redford, wadah bagi sineas muda untuk berkembang di luar sistem studio besar.
“Bagi saya, pensiun berarti berhenti. Saya tidak ingin berhenti,” katanya pada 2018. “Hidup ini untuk dijalani, dan saya ingin menjalankannya selama mungkin.”
Robert Redford bukan hanya aktor atau sutradara, tetapi ikon budaya yang mengubah wajah perfilman Amerika. Karya, dedikasi, dan perjuangannya akan terus dikenang lintas generasi.
“Baca Juga: Fenomena Nyeri Lutut pada Generasi Muda, Apa Penyebabnya?”
Informasi ini bersumber dari netralnews.com. Robert Redford, aktor ikonis sekaligus sutradara peraih Oscar, meninggal dunia pada usia 89 tahun di rumahnya. Simak pembahasan lengkapnya di 5Blogger.
|Penulis: Lukman Azhari
|Editor: Anna Hidayat