5Blogger – Indonesia resmi membebaskan tarif impor bagi produk asal Amerika Serikat (AS), menjadikannya sebesar nol persen penuh. Kebijakan ini memberikan keuntungan signifikan bagi AS, terutama dalam upaya menekan defisit perdagangannya dengan Indonesia. Sebelumnya, produk impor asal AS dikenakan tarif rata-rata sebesar 8 persen.
Ekonom sekaligus Direktur Pengembangan Big Data Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto, menyebutkan bahwa kebijakan tarif nol persen bisa memberikan angin segar bagi AS. Menurutnya, dari aspek mineral kritis seperti tembaga, yang menjadi perhatian mantan Presiden AS Donald Trump, kesepakatan ini membuka peluang untuk menjaga hubungan dagang strategis. Hal ini berkaitan erat dengan keberadaan perusahaan tambang seperti Freeport yang berbasis di Indonesia.
“Simak Juga: Gemini, Zodiak dengan Dua Wajah dan Satu Pesona”
“Amerika cenderung melihat ini sebagai hubungan jangka panjang, apalagi investasinya di Indonesia sangat besar,” jelas Eko saat ditemui di Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Eko juga menekankan bahwa AS mendapat keuntungan besar dari ekspor kedelai ke Indonesia. Mengingat ketergantungan Indonesia terhadap pasokan kedelai dari AS, hal ini sangat menguntungkan, apalagi basis dukungan politik Trump kuat di kalangan petani Amerika.
“Jadi ini match banget sebetulnya. Selain kedelai, Indonesia juga berkomitmen membeli energi dan pesawat dari AS,” tambahnya.
Menurutnya, kesepakatan ini adalah langkah negosiasi terbaik yang bisa diambil pemerintah Indonesia, mengingat tekanan terhadap sektor industri, khususnya industri padat karya. Ia menyebutkan bahwa AS memang tengah mengejar target penurunan defisit perdagangannya ke tingkat yang dianggap ideal.
Dalam pernyataannya, mantan Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa AS kini memperoleh akses pasar yang sebelumnya tidak mereka miliki. “Kami tidak akan membayar tarif apa pun. Jadi mereka memberi kami akses ke Indonesia, yang tidak pernah kami miliki sebelumnya,” ucap Trump.
Ia menambahkan, sebagai bagian dari kesepakatan awal tersebut, Indonesia juga setuju untuk membeli energi dari AS senilai 15 miliar dolar AS, produk pertanian senilai 4,5 miliar dolar AS, serta 50 unit pesawat Boeing, termasuk model 777.
Kesepakatan perdagangan ini menunjukkan dinamika strategis dalam hubungan Indonesia-AS. Di satu sisi, Indonesia membuka akses bagi produk AS tanpa beban tarif. Di sisi lain, terdapat komitmen pembelian besar-besaran dari Indonesia yang mendukung ekspor AS. Meski bermanfaat untuk menjaga hubungan bilateral, kebijakan ini tetap menyisakan pertanyaan mengenai dampaknya bagi industri lokal Indonesia di masa mendatang.
“Baca Juga: 5 Makanan Favorit Sel Kanker yang Mesti Dihindari!”
This website uses cookies.