5Blogger – Danantara kumpulkan 844 BUMN yang resmi bergabung di bawah kelola Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Gabungan ini mencakup induk usaha, anak perusahaan, hingga badan usaha lainnya yang masih berada di bawah kendali negara. CEO BPI Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, mengungkapkan bahwa kini BUMN yang berorientasi bisnis maupun yang berstatus sebagai perusahaan (perum) turut berada di bawah pengelolaan BPI Danantara.
Keberadaan BUMN dalam tubuh Danantara diharapkan dapat memudahkan konsolidasi bisnis di Indonesia. Ini dimulai dengan BUMN besar yang diharapkan memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Dalam hal ini, BPI Danantara mengelola total aset yang mendekati USD 1 triliun, yang diprediksi Presiden Prabowo Subianto akan segera mencapai angka tersebut.
“Baca Juga: USU Amankan Tujuh Orang Joki UTBK-SNBT 2025”
“Jika dikelola dengan baik, kekayaan ini dapat menjadi dana besar untuk kemajuan bangsa kita,” ujar Prabowo. Dengan aset yang semakin besar, ia menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan dan pengawasan. Ini agar bisa mengoptimalkan potensi kekayaan negara untuk kepentingan pembangunan nasional.
Danantara memiliki misi sebagai sovereign wealth fund (SWF), yang bertujuan untuk mengelola kekayaan negara dan mendorong kesejahteraan rakyat. Dengan mengoptimalkan dan mengelola aset BUMN, Danantara berkomitmen menciptakan nilai tambah ekonomi yang signifikan. Selain itu, Danantara juga berfokus pada akselerasi investasi domestik dan internasional melalui kemitraan strategis.
Shinta Kamdani, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), mengungkapkan bahwa dengan pengelolaan yang profesional dan aset yang besar, BPI Danantara berpeluang untuk bersaing dengan lembaga investasi ternama di kawasan seperti Temasek Holdings (Singapura) dan Khazanah Nasional (Malaysia). “Dengan ukuran aset yang besar, Danantara dapat menyaingi Temasek dan Khazanah di masa depan,” kata Shinta.
Keberadaan BPI Danantara ini mendapat dukungan penuh dari APINDO. Mereka melihat ini sebagai langkah strategis pemerintah untuk mengoptimalkan pengelolaan aset negara. Dengan tujuan agar lebih produktif dan memberikan nilai tambah tinggi bagi perekonomian Indonesia.
Ekonom dari Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menuturkan bahwa Temasek dan Khazanah dapat dijadikan contoh dalam hal pengelolaan aset negara dengan filosofi investasi jangka panjang dan disiplin pasar yang tinggi. Keduanya juga dikenal memiliki tata kelola yang baik, dengan manajemen profesional yang tidak dipengaruhi politik. “Temasek dan Khazanah bukan sekadar pengelola aset negara. Namun, juga investor aktif dengan portofolio global dan kebijakan korporasi yang tajam,” jelas Yusuf.
BPI Danantara diharapkan dapat meniru pendekatan ini untuk memastikan keberhasilan jangka panjang dalam meningkatkan daya saing Indonesia, baik di sektor domestik maupun internasional. Jika dilaksanakan dengan tata kelola yang baik, Danantara berpotensi menjadi instrumen penting dalam mendorong investasi dan menciptakan kolaborasi antara sektor publik dan swasta.
Dengan peluang yang sangat besar, BPI Danantara siap menjadi lembaga investasi negara yang dapat berkontribusi signifikan pada pembangunan ekonomi Indonesia di masa depan.
“Simak Juga: Mengapa Menguap Itu Menular? Ini Penjelasan Ilmiahnya”
This website uses cookies.