5Blogger – Bitcoin dunia diperkirakan akan dikuasai hingga 20% oleh lembaga-lembaga besar global pada tahun 2026 mendatang. Keterlibatan institusi seperti pemerintah, negara bagian di AS, dan perusahaan pengelola kekayaan dalam dunia aset kripto terus meningkat pesat. Prediksi ini mencerminkan pergeseran signifikan terhadap penerimaan BTC sebagai aset strategis, bukan sekadar instrumen investasi alternatif, yang semakin memperkuat posisi Bitcoin dalam sistem keuangan global.
Mengutip laporan Coinmarketcap, Bitwise menyebut semakin banyak lembaga keuangan yang memasukkan Bitcoin dalam neraca mereka. Baik itu pemerintah daerah, perusahaan publik, maupun platform manajemen aset, semuanya mulai menganggap BTC sebagai bagian dari strategi keuangan jangka panjang. Bitwise menyebut fenomena ini sebagai “pergeseran menuju kebijakan editorial”, di mana Bitcoin bukan lagi alternatif, melainkan kebutuhan.
“Baca Juga: Layanan Ojek Mahasiswa Hadir di USU, Nyaman dan Terjangkau!”
Pemerintah Amerika Serikat sendiri telah menguasai sekitar 198.000 BTC. Jumlah ini bisa bertambah setiap tahun tergantung arah regulasi, seperti RUU BITCOIN yang tengah digodok. Selain itu, perusahaan penerbit ETF Bitcoin spot juga menyerap sebagian besar pasokan Bitcoin baru, memperketat likuiditas di pasar.
Diprediksi, hingga 4,2 juta BTC akan “terkunci” dalam kepemilikan institusi pada 2026. Ini tidak hanya mengurangi ketersediaan BTC di pasar, tetapi juga mengubah profil pemegangnya menjadi lebih jangka panjang, stabil, dan terkontrol.
Keterlibatan institusi besar diyakini akan menekan aktivitas spekulatif ritel dan membawa stabilitas pada harga. Dengan arus modal terus mengalir ke ETF serta meningkatnya adopsi di sektor perbankan dan teknologi, banyak analis memprediksi harga BTC akan terus naik.
Saat ini, harga BTC telah menembus USD 111.000, mendekati rekor tertingginya. Shunyet Jan, Kepala Derivatif di Bybit, memperkirakan harga bisa mencapai USD 125.000 atau sekitar Rp 2 miliar pada akhir kuartal kedua 2025. Ia menyebut faktor pendorong utama adalah regulasi yang semakin jelas, arus institusional, dan kondisi ekonomi global yang mendorong adopsi kripto.
“Bitcoin kini bukan sekadar investasi alternatif, melainkan emas digital bagi era modern,” ujar Jan.
“Simak Juga: Ameloblastoma, Tumor Jinak Rahang yang Perlu Diwaspadai”
This website uses cookies.