5Blogger – Trump bebaskan smartphone dan chip dari tarif tinggi dalam kebijakan baru yang diumumkannya baru-baru ini. Langkah ini membawa angin segar bagi industri teknologi, karena produk seperti laptop, chip semikonduktor, dan komponen elektronik kini tidak lagi dikenakan tarif tinggi yang sebelumnya diberlakukan terhadap impor asal China.
Sebelum pengumuman ini, perusahaan teknologi di AS menghadapi kekhawatiran serius akan kenaikan harga produksi akibat tarif impor yang mencapai hingga 125 persen untuk produk China. Salah satu contohnya adalah Apple, yang dilaporkan sempat menyiapkan stok iPhone dalam jumlah besar untuk menghindari dampak tarif.
“Simak Juga: Ini Bocoran Fitur dan Desain Aplikasi di iOS 19”
Bahkan, Apple sempat menyewa pesawat guna mengangkut sekitar 1,5 juta unit iPhone seberat 600 ton dari India ke AS sebagai langkah antisipasi. Namun, dengan kebijakan trump bebaskan produk teknologi seperti smartphone dan chip dari tarif ini, perusahaan seperti Apple kini bisa sedikit bernapas lega.
Dilansir BBC pada Minggu (13/4/2025), Bea Cukai dan Patroli Perbatasan AS memastikan bahwa barang-barang elektronik dikecualikan dari tarif global 10 persen serta tarif khusus terhadap produk China yang sebelumnya bisa mencapai 125 persen.
Presiden Trump menyampaikan kebijakan ini saat berada di atas pesawat kepresidenan Air Force One menuju Miami. Ia menegaskan bahwa kebijakan ini akan sangat spesifik dan tetap menguntungkan negara secara ekonomi. Kebijakan ini mulai berlaku sejak 5 April 2025 dan mencakup produk penting seperti ponsel, chip, panel surya, dan kartu memori.
Keputusan ini langsung mendapat sambutan positif dari pelaku industri. Dan Ives, Kepala Riset Teknologi Global di Wedbush Securities, menyebut langkah ini sebagai “skenario impian” bagi sektor teknologi, karena mengurangi beban tarif pada komponen penting produksi.
Meski demikian, Gedung Putih menekankan bahwa pengecualian ini bersifat sementara dan menjadi bagian dari masa transisi menuju kemandirian teknologi nasional. “Amerika tidak dapat bergantung pada Tiongkok untuk memproduksi teknologi penting,” ujar Sekretaris Pers Karoline Leavitt.
Meski didorong untuk memindahkan lini produksi ke dalam negeri, Apple masih sangat bergantung pada China. Perusahaan asal Cupertino ini terus menanamkan investasi besar di negara tersebut.
Pada Maret 2025, Apple menggelontorkan 720 juta yuan (sekitar 99 juta dolar AS) untuk proyek energi terbarukan. Hal ini guna mendukung keberlanjutan rantai pasokan mereka di China. Investasi ini menjadi bagian dari komitmen Apple untuk menggunakan 100 persen energi terbarukan pada 2030.
Apple juga terus membina hubungan erat dengan pemasok lokal di China. Perusahaan manufaktur seperti Foxconn dan Pegatron memainkan peran penting dalam produksi iPhone dan perangkat lainnya, dengan pabrik raksasa di kota-kota seperti Shenzhen dan Zhengzhou.
Baru-baru ini, sebagian pabrik Pegatron di Kunshan diakuisisi oleh Luxshare, pemasok asal China. Ini menunjukkan bahwa dinamika rantai pasok Apple masih sangat kuat di negara tersebut.
“Baca Juga: Tips Alami dan Praktis untuk Menghilangkan Kutil”
This website uses cookies.