5Blogger – Nama Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, resmi masuk sebagai salah satu calon Pahlawan Nasional 2025. Informasi ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial (Kemensos), Mira Riyati Kurniasih.
Menurut Mira, total ada 10 tokoh yang telah diusulkan sebagai calon pahlawan nasional untuk tahun 2025. Selain Soeharto yang berasal dari Jawa Tengah, nama Abdurrahman Wahid (Gus Dur) juga kembali masuk dalam daftar dari provinsi Jawa Timur. Tokoh-tokoh lainnya yang turut diusulkan berasal dari berbagai wilayah di Indonesia dan memiliki jasa besar dalam sejarah bangsa.
“Baca Juga: Koteka, Jejak Budaya Lelaki Papua yang Masih Terjaga”
Berikut nama-nama yang masuk dalam daftar usulan:
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menjelaskan bahwa proses pengusulan calon pahlawan nasional dimulai dari inisiatif masyarakat, biasanya melalui seminar, diskusi, dan kajian akademis. Dalam kegiatan tersebut, para sejarawan, tokoh masyarakat, dan narasumber yang relevan dilibatkan untuk mengkaji kelayakan tokoh yang diusulkan.
“Setelah seminar, hasilnya akan dibawa ke tingkat kabupaten atau kota. Bila disetujui oleh bupati atau wali kota, usulan tersebut akan diteruskan ke gubernur, lalu ke Kemensos,” ujar Saifullah Yusuf pada Minggu malam (20/4/2025) usai menghadiri acara halalbihalal di Jakarta.
Di Kemensos, usulan tersebut akan dikaji lebih lanjut oleh Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial. Mereka akan membentuk tim ahli untuk melakukan verifikasi, penilaian, dan penyusunan rekomendasi.
Setelah tahap verifikasi, hasil evaluasi kemudian diajukan ke Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Dari sana, usulan bisa disetujui atau ditolak, tergantung pada pemenuhan berbagai kriteria historis, moral, dan kontribusi tokoh terhadap negara.
Penetapan akhir dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden, yang biasanya diumumkan menjelang peringatan Hari Pahlawan pada 10 November setiap tahunnya.
Masuknya nama Soeharto dalam daftar calon pahlawan tentu menuai beragam reaksi. Sebagian masyarakat menilai jasa-jasa Soeharto dalam pembangunan nasional dan stabilitas negara patut dikenang, sementara sebagian lainnya mengingatkan pada berbagai catatan pelanggaran HAM di masa pemerintahannya.
Terlepas dari pro dan kontra, penetapan pahlawan nasional adalah proses panjang dan hati-hati yang melibatkan berbagai unsur masyarakat dan akademisi. Pemerintah berharap proses ini menjadi bagian dari edukasi sejarah serta penghargaan terhadap jasa tokoh-tokoh penting bangsa.
“Simak Juga: Lepuh di Bibir? Bisa Jadi Itu Herpes Oral!”
This website uses cookies.