5Blogger – Media sosial kembali digegerkan oleh kemunculan grup Facebook bernama Fantasi Sedarah yang memuat konten sangat mengganggu dan tidak pantas. Grup ini disebut memiliki lebih dari 35 ribu anggota, dan menjadi bahan pembicaraan luas setelah tangkapan layar salah satu unggahannya tersebar di platform X (sebelumnya Twitter).
Unggahan tersebut memuat foto seorang balita perempuan yang polos, namun diberi caption bernada seksual yang menjijikkan. Respons warganet pun sangat keras, dengan banyak yang menyebutnya sebagai bentuk eksploitasi anak dan indikasi perilaku pedofilia yang sangat mengkhawatirkan.
Warganet ramai-ramai mengecam keberadaan grup fantasi sedarah tersebut. Reaksi bermunculan dari berbagai akun yang menyuarakan kemarahan dan rasa tidak percaya.
“Simak Juga: Cappadocia, Keajaiban Alam dan Sejarah di Jantung Turki”
Akun @tanyarlfes menulis, “Sumpah ini jijik banget. Bantu laporin grupnya please, mual banget liat sekumpulan orang-orang tolol.” Sementara akun @aoiswaay berkata, “Total kurleb ada 35k orang yang join grup ini. Gila, otaknya di mana?” Kekhawatiran juga dilontarkan oleh akun @octbluesy yang menyoroti potensi bahaya jika grup tersebut tidak segera ditindak.
Setelah gelombang laporan publik, grup Fantasi Sedarah dilaporkan sudah tidak bisa diakses, meski belum ada konfirmasi resmi dari pihak Facebook. Diduga, grup tersebut telah diblokir atau dibatasi.
Namun, pemblokiran dianggap belum cukup. Desakan agar pihak berwenang segera melakukan penyelidikan terus menguat, terutama terkait siapa pelaku di balik akun dan grup tersebut.
Hingga kini, identitas pengelola grup Fantasi Sedarah belum diketahui. Beberapa warganet berupaya melacaknya secara mandiri, namun belum ada informasi resmi yang terverifikasi. Spekulasi pun bermunculan, tapi tanpa penyelidikan aparat, pelaku utama tetap bebas dari pertanggungjawaban hukum.
Mengungkap siapa dalang di balik konten cabul ini sangat penting untuk memastikan tidak ada korban baru dan memberikan efek jera terhadap pelaku kekerasan digital lainnya.
Kemunculan grup seperti ini menunjukkan celah serius dalam pengawasan digital, khususnya terkait konten berbahaya bagi anak-anak. Warganet berharap Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta pihak kepolisian segera mengambil langkah hukum tegas.
Ini bukan hanya soal satu unggahan cabul, tetapi bagian dari masalah struktural di dunia digital: minimnya moderasi, kurangnya edukasi, dan masih lemahnya perlindungan hukum terhadap anak-anak di internet.
Menurut data Amnesty International, kasus eksploitasi anak secara daring terus meningkat setiap tahunnya. Media sosial, jika tidak diawasi, bisa menjadi ladang subur bagi predator seksual. Grup seperti Fantasi Sedarah adalah contoh nyata betapa bahayanya konten menyimpang jika dibiarkan tumbuh liar.
Perlu ada langkah nyata: usut tuntas pelaku, tutup grup serupa, dan tingkatkan literasi digital masyarakat. Edukasi soal bahaya konten seksual terhadap anak dan mekanisme pelaporan harus diperluas agar masyarakat bisa berperan aktif dalam menjaga keamanan digital.
Perlindungan terhadap anak di ruang digital bukan pilihan, tapi kewajiban bersama. Sebagai penutup, pemerintah mendorong masyarakat untuk mengadukan konten digital negatif ke link berikut ini:
🔗 aduankonten.id
“Baca Juga: Kenali 6 Tanda Usus Sehat, Bukan Hanya dari Feses”
This website uses cookies.