5Blogger – Rusia dengan tegas membantah tuduhan NATO mengenai pelanggaran berulang wilayah udara, menyebutnya sebagai “histeria” dan “tidak berdasar.” Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa penerbangan militer Rusia selalu mematuhi aturan penerbangan internasional dan menuduh aliansi itu melebih-lebihkan manuver rutin.
“Pernyataan ini tidak berdasar dan terlalu didramatisasi,” kata Peskov kepada wartawan di Moskow. Komentarnya muncul hanya sehari setelah Presiden AS Donald Trump menyarankan agar negara-negara NATO menembak jatuh pesawat Rusia jika melanggar wilayah udara mereka.
Negara-negara anggota NATO menilai jet tempur dan drone Rusia semakin sering melintas ke wilayah udara Eropa dalam beberapa minggu terakhir. Tindakan tersebut digambarkan sebagai provokasi sengaja untuk menguji kesiapan aliansi. Pejabat NATO menyebut, insiden-insiden ini menyoroti kesediaan Moskow untuk terus mendorong batas di tengah hubungan yang sudah tegang dengan Barat.
“Simak Juga: Alumni Muda USU Serukan Soliditas dan Jaga Marwah Almamater”
Menurut laporan NATO, tiga jet tempur MiG-31 Rusia terdeteksi memasuki wilayah udara Estonia di atas Teluk Finlandia pekan lalu, sehingga memaksa pengerahan cepat pesawat tempur aliansi. Meskipun pelanggaran ini berlangsung singkat, insiden itu menimbulkan kekhawatiran baru terkait keamanan regional.
Situasi semakin memanas pada 22 September ketika Denmark menutup sementara bandara utama di Kopenhagen setelah melaporkan adanya drone tak dikenal di wilayah udaranya. Gangguan ini menyebabkan puluhan penerbangan dibatalkan atau dialihkan, dan ribuan penumpang terdampak. Pejabat NATO menyatakan bahwa penyelidikan masih berjalan, dan belum jelas apakah drone tersebut terkait dengan Rusia.
Insiden serupa juga tercatat di Rumania dan Polandia. Di Polandia, beberapa drone tak dikenal berhasil dicegat dan dihancurkan oleh pesawat tempur NATO. Peristiwa ini menegaskan risiko meningkatnya eskalasi di sisi timur aliansi. Para analis militer memperingatkan bahwa pelanggaran berulang dapat memicu konfrontasi tak disengaja antara pasukan NATO dan Rusia.
Terlepas dari kekhawatiran NATO, Moskow tetap menolak semua tuduhan. Peskov menegaskan bahwa pilot Rusia beroperasi dengan disiplin dan profesionalisme, serta selalu mematuhi protokol penerbangan. Pihak Rusia berpendapat NATO sengaja membesar-besarkan aktivitas militer rutin untuk membenarkan penguatan kehadirannya di dekat perbatasan Rusia.
Para pakar menilai perang narasi ini mencerminkan ketegangan geopolitik yang lebih luas. NATO menggambarkan manuver Rusia sebagai provokasi berbahaya, sementara Moskow menilai tuduhan aliansi hanyalah strategi untuk mengisolasi dan menekan Rusia di panggung internasional.
Rangkaian insiden ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana NATO akan merespons pelanggaran di masa depan dan apakah usulan Trump untuk menembak jatuh pesawat Rusia akan diadopsi oleh negara-negara anggota. Untuk saat ini, para pemimpin NATO menegaskan fokus mereka tetap pada pencegahan dan pertahanan, sambil mendesak Rusia agar tidak memicu eskalasi yang tidak perlu.
Analis percaya bahwa beberapa minggu ke depan akan menjadi penentu apakah pertemuan udara ini hanya akan menjadi insiden terpisah atau berkembang menjadi kebuntuan yang lebih serius. Seorang diplomat Eropa menyatakan, “Setiap drone atau jet yang melintasi batas berisiko memicu krisis yang sebenarnya tidak diinginkan oleh kedua pihak.”
“Baca Juga: Tidur Malam Kurang dari 7 Jam? Risiko Penyakit Kanker dan Jantung Datang Lebih Cepat”
Informasi ini bersumber dari gazetaexpress. Rusia dengan tegas membantah tuduhan NATO mengenai pelanggaran berulang wilayah udara, menyebutnya sebagai “histeria” dan “tidak berdasar.” Simak ulasan lengkapnya di 5Blogger.
|Penulis: Lukman Azhari
|Editor: Anna Hidayat