General

Putin: Perdamaian Ukraina Harus Ikuti Kepentingan Moskow

5Blogger – Presiden Rusia Vladimir Putin kembali menegaskan bahwa penyelesaian konflik dengan Ukraina hanya dapat terjadi jika memenuhi syarat Moskow. Tidak ada ruang untuk kompromi dalam versi perdamaian yang ia tawarkan.

Serangan Terus Berlanjut, Sinyal Damai Tetap Keras

Di tengah gelombang serangan rudal dan drone yang terus menghantam Ukraina, Putin menekankan bahwa perundingan damai tetap mungkin dilakukan, asalkan berjalan di bawah kerangka yang menguntungkan Rusia. Sikap ini menunjukkan bahwa Moskow tidak akan bergeser dari posisinya, meskipun tekanan internasional meningkat.

“Simak Juga: Mencekam! Pesawat Jemaah Haji Yaman Dirudal Israel”

Hubungan Kompleks dengan Trump

Menariknya, di balik sikap keras terhadap Ukraina dan Barat, Putin masih berusaha menjaga relasi diplomatik dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Ia bahkan memuji pendekatan Trump yang lebih terbuka dibandingkan pendahulunya, meski secara bersamaan tetap melancarkan tekanan militer ke Kyiv.

Namun, Trump tampaknya mulai kehilangan simpati terhadap Putin. Dalam pernyataan terbarunya, Trump menyebut Putin sudah “gila” karena terus meningkatkan intensitas serangan ke Ukraina. Ia juga menegaskan bahwa dirinya telah mencegah situasi yang jauh lebih buruk di masa lalu. “Ia bermain api!” ujar Trump tegas.

Balasan Tajam dari Medvedev

Pernyataan Trump langsung dibalas oleh Dmitry Medvedev, mantan Presiden Rusia yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan. Dengan nada sinis, ia menyindir, “Saya hanya tahu satu hal yang SANGAT BURUK, Perang Dunia III. Saya harap Trump paham soal itu.”

Strategi Psikologis Kremlin

Menurut Fyodor Lukyanov, analis politik senior di Moskow, Putin sedang memainkan permainan psikologis terhadap Trump. “Putin memahami bahwa konflik ini bukan prioritas utama bagi Trump. Rusia menggunakan itu sebagai peluang untuk menekan lawan,” jelasnya.

Eropa Mendesak, Amerika Menimbang

Sementara itu, negara-negara sekutu di Eropa mendesak Amerika Serikat untuk memperketat sanksi terhadap Rusia guna mendorong gencatan senjata. Namun, ada kekhawatiran bahwa Trump justru akan menarik mundur peran AS jika terpilih kembali, membuka peluang bagi Rusia untuk menguasai momentum.

Jika dukungan militer dari Washington berhenti atau dikurangi, daya tahan Ukraina bisa menurun drastis. Dalam situasi genting ini, dinamika hubungan antara Trump dan Putin dapat menjadi faktor penentu arah konflik yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

“Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat Minum Vitamin? Ini Aturannya”