5Blogger – Ancaman nuklir dari Pakistan tak membuat Perdana Menteri India, Narendra Modi, gentar sedikit pun, bahkan mempertegas sikapnya. Pada Senin (12/5), ia mengeluarkan pernyataan tegas dan memperingatkan bahwa India akan menyerang tempat persembunyian teroris di seberang perbatasan jika terjadi serangan baru.
Pernyataan ini menjadi tanggapan publik pertama Modi setelah militer India melancarkan serangan terhadap sembilan lokasi di wilayah Pakistan dan Kashmir pada pekan sebelumnya. Serangan itu dipicu oleh aksi teror terhadap wisatawan Hindu yang menewaskan 26 orang di Kashmir India.
Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi, Modi menyampaikan bahwa India tidak gentar menghadapi ancaman nuklir dari Islamabad. “Jika terjadi serangan teroris di India, kami akan memberikan jawaban yang pantas. India akan menyerang secara tepat dan cepat tempat-tempat persembunyian teroris,” ujarnya.
“Simak Juga: Makna dan Tradisi Perayaan Hari Waisak bagi Umat Buddha”
Lebih lanjut, Modi menegaskan bahwa teror dan dialog tidak bisa berjalan bersamaan, menyiratkan bahwa India tak akan membuka ruang negosiasi di tengah ancaman kekerasan. Ia juga menyentil kesepakatan air antara kedua negara dengan menyatakan, “Air dan darah tidak bisa mengalir bersama.”
Ketegangan antara India dan Pakistan bukanlah hal baru. Keduanya telah terlibat dalam tiga perang besar sejak kemerdekaan pada 1947, dua di antaranya terkait sengketa wilayah Kashmir. Konflik berskala lebih kecil pun pernah terjadi, seperti pada 2016 dan 2019.
Konfrontasi militer terbaru ini meletus pada Rabu (7/5), diikuti oleh empat hari baku tembak intens yang menyebabkan puluhan korban jiwa. Pada Sabtu (10/5), situasi sempat memanas dengan munculnya spekulasi bahwa Pakistan akan mempertimbangkan opsi senjata nuklir, menyusul laporan bahwa badan pengawas senjata nuklir negara itu akan mengadakan pertemuan. Namun, kabar itu dibantah oleh Menteri Pertahanan Pakistan.
Di tengah eskalasi konflik, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa India dan Pakistan telah menyepakati gencatan senjata dua hari sebelumnya. Trump mengklaim AS memainkan peran penting dalam negosiasi itu dan menambahkan bahwa hubungan perdagangan menjadi alasan utama mengapa kedua negara setuju untuk menahan diri.
“Kami sedang bernegosiasi dengan India, dan akan segera dengan Pakistan. Banyak perdagangan akan dilakukan,” ujar Trump.
Pakistan secara terbuka berterima kasih kepada AS atas perannya. Sebaliknya, India yang secara konsisten menolak keterlibatan pihak ketiga dalam konflik bilateral, belum memberikan komentar resmi.
Beberapa jam sebelum pidato Modi, kepala operasi militer India dan Pakistan sempat berbicara melalui telepon untuk membahas implementasi gencatan senjata. Mereka sepakat untuk menahan diri dari tindakan agresif dan mulai mengurangi pasukan di wilayah perbatasan.
Namun, ketegangan masih terasa. Belum ada tanggapan resmi dari Islamabad terkait pernyataan keras Modi. Sementara itu, publik internasional terus memantau perkembangan di Asia Selatan, yang bisa berubah drastis jika eskalasi kembali terjadi, terutama mengingat bayang-bayang senjata nuklir yang menghantui konflik ini.
“Baca Juga: Sindrom Klinefelter (XXY), Kelainan Genetik pada Laki-laki”
This website uses cookies.