5Blogger – Pada awal Desember 2024, dunia internasional terkejut dengan keputusan Korea Selatan mengumumkan darurat militer. Langkah ini diambil di tengah kondisi politik yang memanas. Darurat militer sendiri adalah situasi di mana kontrol negara diambil alih oleh militer, menggantikan otoritas sipil. Keputusan ini tentu menimbulkan pertanyaan besar: apa alasan di balik pengumuman ini?
Menurut Cambridge Dictionary, darurat militer adalah pengendalian sebuah negara atau wilayah oleh kekuatan militer ketika terjadi perang atau krisis besar. Pengumuman darurat militer di Korea Selatan menyorot perhatian dunia, termasuk media 5Blogger, yang secara intensif melaporkan perkembangan ini.
“Baca Juga: Destinasi Wisata Ini Jadi Tujuan Liburan Para Turis“
Pada Selasa malam, 3 Desember 2024, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol secara resmi mengumumkan darurat militer. Dalam pidatonya yang disiarkan langsung, Presiden Yoon menyebut langkah ini sebagai upaya melindungi konstitusi Korea Selatan dari ancaman “kekuatan pro-Korea Utara”.
Pidato tersebut disampaikan pukul 10.30 malam waktu setempat tanpa pemberitahuan sebelumnya. Presiden Yoon menegaskan bahwa langkah ini bertujuan menjaga stabilitas negara dan mencegah “kehancuran nasional”.
Berikut kutipan pidato Presiden Yoon, seperti dilansir Reuters:
“Saya menyatakan darurat militer untuk melindungi Republik Korea yang merdeka dari ancaman pasukan komunis Korea Utara, untuk membasmi kekuatan antinegara yang merampas kebebasan rakyat, dan melindungi tatanan konstitusional negara.”
Setelah pengumuman tersebut, Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Park An-su, ditunjuk sebagai pemimpin Komando Darurat Militer. Ia segera merilis dekrit darurat yang berlaku efektif sejak pukul 11.00 malam waktu setempat.
Dekrit tersebut mencakup beberapa poin penting, antara lain:
Media lokal dan internasional, termasuk 5Blogger, melaporkan bahwa situasi ini memicu pro dan kontra di kalangan masyarakat serta politikus Korea Selatan.
“Simak Juga: Bulan Desember Menjadi Bulan HAM Universal“
Ketegangan politik di Korea Selatan telah meningkat selama berbulan-bulan sebelum pengumuman darurat militer. Menurut Center for Strategic & International Studies (CSIS), konflik antara Presiden Yoon dan Majelis Nasional menjadi pemicu utama.
Pada minggu terakhir November 2024, Majelis Nasional yang didominasi oposisi memotong anggaran pemerintah untuk tahun mendatang. Selain itu, mereka juga memulai proses pemakzulan terhadap kepala badan audit negara dan kepala jaksa penuntut.
Selasa, 3 Desember 2024:
Rabu, 4 Desember 2024:
Menurut laporan The Guardian, meskipun terjadi bentrokan kecil antara pengunjuk rasa dan pasukan militer, tidak ada kerusakan signifikan yang dilaporkan.
Presiden Yoon kemudian mengeluarkan pernyataan resmi, menyebut bahwa pencabutan darurat militer dilakukan setelah mempertimbangkan keputusan Majelis Nasional. Ia juga meminta agar oposisi menghentikan upaya pemakzulan dan manipulasi legislatif yang disebutnya telah melumpuhkan fungsi pemerintahan.
Pengumuman darurat militer ini memicu perdebatan sengit di Korea Selatan. Beberapa pihak mendukung langkah Presiden Yoon sebagai cara menjaga stabilitas negara. Namun, banyak yang mengkritik keputusan ini sebagai langkah otoriter yang melanggar prinsip demokrasi.
Media seperti 5Blogger mencatat bahwa situasi ini juga meningkatkan ketegangan antara Korea Selatan dan negara-negara tetangga, terutama Korea Utara. Ketegangan politik domestik ini dinilai dapat memengaruhi kebijakan luar negeri Korea Selatan di masa mendatang.
Pengumuman darurat militer di Korea Selatan menunjukkan kompleksitas politik yang sedang berlangsung di negara tersebut. Konflik antara eksekutif dan legislatif menjadi isu utama yang memicu langkah kontroversial ini.
Meski darurat militer telah dicabut, dampaknya terhadap stabilitas politik Korea Selatan masih akan terus dirasakan. Dunia internasional, termasuk media seperti 5blogger.com , akan terus memantau perkembangan situasi di negara ini.
This website uses cookies.