5Blogger – Pertemuan penting yang sangat dinantikan antara Trump dan Putin akan berlangsung langsung di Alaska, Amerika Serikat. Trump menyiratkan bahwa kesepakatan antara Moskow dan Kyiv untuk mengakhiri perang di Ukraina dapat mencakup kemungkinan pertukaran wilayah, meski detailnya belum diungkapkan.
Kremlin mengonfirmasi agenda tersebut dan menyebut Alaska sebagai lokasi yang “cukup logis” untuk menggelar pertemuan puncak ini. “Para presiden sendiri pasti akan fokus membahas opsi-opsi untuk mencapai penyelesaian damai jangka panjang atas krisis Ukraina,” kata pejabat Kremlin, Yuri Ushakov, dalam sebuah pernyataan resmi.
Sejak Rusia melancarkan invasi skala penuh pada Februari 2022, puluhan ribu orang tewas dan jutaan warga terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Tiga putaran negosiasi sebelumnya antara kedua pihak berakhir tanpa hasil, sementara gencatan senjata masih sulit tercapai.
“Simak Juga: Jadwal Ospek atau PKKMB 2025 ITS, Unhas, dan USU, Kapan Mulai? Cek di Sini”
Trump menulis di platform Truth Social bahwa pertemuan akan berlangsung pada Jumat, 15 Agustus 2025. Ia menegaskan, “Ini adalah momen penting yang berpotensi mengubah arah sejarah.” Meski begitu, ia tetap enggan menjabarkan rincian rencana pertukaran wilayah yang dimaksud.
Menjelang pertemuan bersejarah ini, Putin melakukan konsultasi dengan para pemimpin China dan India. Langkah ini dinilai sebagai upaya memperkuat dukungan internasional sebelum berhadapan langsung dengan Trump. Beberapa analis memandang hal ini sebagai strategi Rusia untuk menunjukkan posisi tawar yang kuat di meja perundingan.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terus menegaskan perlunya pertemuan langsung dengan Putin demi kemajuan kesepakatan damai. Namun, Kremlin hingga kini menolak gagasan tersebut, menilai kondisi belum tepat untuk menggelar dialog semacam itu.
Pertemuan Trump dan Putin di Alaska memunculkan harapan baru bagi sebagian pihak, namun juga memicu skeptisisme. Banyak pengamat mempertanyakan apakah kedua pemimpin dapat benar-benar menyepakati langkah konkret menuju perdamaian, mengingat perbedaan posisi yang masih sangat tajam.
Meski begitu, kehadiran dua tokoh besar dunia dalam satu forum diplomatik dianggap sebagai sinyal penting bahwa upaya penyelesaian krisis Ukraina belum sepenuhnya buntu. Dunia kini menunggu apakah pertemuan ini akan menjadi titik balik atau sekadar babak baru dalam konflik yang sudah berlangsung lebih dari tiga tahun.
“Baca Juga: Mengapa Abses Bisa Terjadi Setelah Pencabutan Gigi? Ini Penjelasannya”
This website uses cookies.