5Blogger – Selat Hormuz, jalur perdagangan minyak dunia, kini berada dalam ancaman penutupan setelah Amerika menyerang tiga fasilitas nuklir milik Iran. Tindakan ini memicu reaksi keras dari parlemen Iran, yang menyuarakan dukungan terhadap penutupan selat tersebut. Namun, keputusan akhir masih berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Iran.
Penutupan Selat Hormuz dikhawatirkan akan menjadi pukulan besar bagi pasokan energi global, mengingat sekitar 20 juta barel minyak mentah per hari, atau setara 20% konsumsi global, melewati jalur ini. Serangan AS pun langsung berdampak, dengan harga minyak melonjak lebih dari 2%.
Merespons situasi yang memanas, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengimbau China untuk menggunakan pengaruhnya terhadap Iran. China diketahui sebagai pembeli utama minyak Iran dan memiliki hubungan dekat dengan negara tersebut.
“Simak Juga: Krisis Bisnis Kuliner Singapura, 307 Restoran Tutup per Bulan”
“Saya mendorong pemerintah China untuk menghubungi Iran. Mereka sangat bergantung pada minyak yang melewati Selat Hormuz,” ujar Rubio.
Rubio menekankan bahwa langkah Iran menutup selat akan menjadi “bunuh diri ekonomi”, karena ekspor minyak mereka, sebagian besar ke China, juga akan terganggu. Sekitar 1,84 juta barel per hari minyak Iran diekspor, sebagian besarnya menuju China.
Analis dari Goldman Sachs dan Rapidan Energy memprediksi bahwa jika Selat Hormuz benar-benar ditutup, harga minyak dunia bisa melonjak hingga di atas US$100 per barel. JPMorgan menilai risiko penutupan selat cukup rendah, karena tindakan itu kemungkinan akan dianggap sebagai deklarasi perang oleh AS.
Matt Smith dari Kpler juga mengingatkan bahwa penutupan selat akan melukai Iran sendiri. Hal ini karena lebih dari separuh minyak mentah yang diimpor China berasal dari kawasan Teluk Persia, termasuk dari Iran.
Meskipun banyak pihak yakin Angkatan Laut AS mampu mengatasi upaya penutupan, beberapa analis memperingatkan bahwa gangguan dapat berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Bob McNally, mantan penasihat energi Presiden George W. Bush, menyatakan bahwa pasar saat ini mungkin meremehkan risiko sebenarnya.
“AS mungkin akan menang, tetapi itu tidak akan mudah,” katanya.
“Baca Juga: Apa Itu Gastroenteritis Akut, yang Dialami Kylian Mbappe?”
This website uses cookies.