5Blogger – Dialog gencatan senjata di Jalur Gaza dianggap gagal dimulai karena tanggung jawab Israel, menurut juru bicara Hamas, Hazem Qassem. Ia menyatakan bahwa kegagalan ini terjadi karena Israel menghindari kewajibannya dalam kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya. Qassem menyampaikan pernyataan tersebut dalam wawancara dengan Al Araby pada Sabtu (1/3).
Menurut Qassem, pihak Israel sengaja menghindari pembicaraan lanjutan dengan tujuan untuk membebaskan sandera Israel yang masih ditahan di Gaza secara paksa, melalui operasi militer yang terus berlanjut. Ia menyatakan, “Israel bertanggung jawab untuk tidak dimulainya negosiasi tahap kedua dari perjanjian Gaza.” Menurutnya, upaya ini menunjukkan bahwa Israel tidak memenuhi kewajiban mereka untuk mengakhiri perang dan menarik pasukan mereka dari Gaza, sebuah langkah yang telah disepakati sebelumnya dalam gencatan senjata.
“Baca Juga: Universitas Sumatera Utara Perkuat Kiprah di Akademik Global”
Lebih lanjut, Qassem menegaskan bahwa Hamas menolak segala bentuk perpanjangan dari tahap pertama gencatan senjata yang sudah ada. Ia menuduh Israel berusaha untuk mengembalikan negosiasi mengenai pertukaran tahanan ke titik awal. Ini menurutnya adalah sebuah taktik untuk memperpanjang konflik. Hal ini semakin memperburuk ketegangan antara kedua belah pihak, yang tampaknya belum menemukan solusi damai yang dapat diterima oleh kedua belah pihak, menyebabkan ketidakpastian yang terus berlanjut di kawasan tersebut.
Gencatan senjata di Gaza telah diberlakukan sejak 19 Januari, sebagai bagian dari kesepakatan antara Israel dan Hamas. Kesepakatan ini bertujuan untuk membebaskan sandera Israel yang ditahan oleh Hamas, dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina yang dipenjara oleh Israel.
Kesepakatan ini dijamin oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, yang membentuk pusat koordinasi di Kairo untuk memfasilitasi pelaksanaan perjanjian. Tahap pertama dari kesepakatan ini mencakup pertukaran tahanan secara terbatas, penarikan sebagian pasukan Israel ke perbatasan Gaza, serta akses bantuan kemanusiaan yang lebih luas ke wilayah tersebut.
Namun, meskipun beberapa langkah awal telah tercapai, proses negosiasi lebih lanjut terhambat oleh ketegangan yang terus meningkat. Kegagalan untuk memulai tahap kedua dari perjanjian ini menunjukkan betapa sulitnya mencapai perdamaian yang langgeng di kawasan yang dilanda konflik berkepanjangan ini.
“Simak Juga: Kekurangan Vitamin B12 Bisa Menyebabkan Kerusakan Saraf”
This website uses cookies.