5Blogger – Bybit diretas dalam sebuah insiden besar yang mengakibatkan hilangnya aset digital senilai 1,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 23,7 triliun). Peristiwa ini berpotensi menjadi pencurian kripto terbesar dalam sejarah. Dilansir dari BBC, pendiri Bybit, Ben Zhou, meyakinkan pengguna bahwa dana mereka tetap aman. Perusahaan berkomitmen mengganti seluruh kerugian bagi pengguna yang terdampak.
Peretas berhasil membobol dompet digital Bybit yang menyimpan Ethereum, mata uang kripto terbesar kedua setelah Bitcoin. Zhou menyebut kerugian ini dapat ditutupi langsung oleh perusahaan atau melalui pinjaman dari mitra bisnisnya. Saat ini, Bybit memiliki aset senilai 20 miliar dolar AS (sekitar Rp 316,2 triliun), yang memungkinkan mereka untuk menanggung kerugian ini sepenuhnya.
“Simak Juga: Semua Kuota Haji Khusus 1446 H/2025 M Sudah Terisi”
Peretas mengeksploitasi celah keamanan sebelum mentransfer aset curian ke alamat yang tidak diketahui. Akibat serangan ini, harga Ethereum turun sekitar 4 persen pada Jumat (waktu setempat), menjadi 2.641 dolar AS (sekitar Rp 41,7 juta) per koin. Jika dikonfirmasi, skala pencurian ini akan melampaui rekor sebelumnya, yakni peretasan Ronin Network pada 2022 yang mengakibatkan hilangnya Ethereum dan USD Coin senilai 620 juta dolar AS (sekitar Rp 9,8 triliun).
Bybit, yang berbasis di Dubai dan berdiri sejak 2018, mengklaim memiliki lebih dari 60 juta pengguna di seluruh dunia. Dalam unggahan di X (sebelumnya Twitter), perusahaan menyatakan telah melaporkan kasus ini ke otoritas terkait dan sedang berupaya mengidentifikasi pelaku.
Zhou menegaskan, seluruh aset pengguna didukung 1:1 sehingga kerugian akibat peretasan bisa ditanggung sepenuhnya tanpa mengganggu stabilitas platform.
Serangan siber terhadap bursa kripto bukanlah hal baru. Pada 2014, Mt. Gox bangkrut setelah peretas mencuri Bitcoin senilai 350 juta dolar AS (sekitar Rp 5,5 triliun). Pada 2019, Binance kehilangan Bitcoin senilai 41 juta dolar AS (sekitar Rp 648 miliar) akibat peretasan besar lainnya.
Sementara itu, mantan Presiden AS Donald Trump sempat dikritik karena meluncurkan koin digitalnya sendiri meskipun mengaku tidak memahami kripto. Koin digital bernama TRUMP yang ia promosikan sempat melonjak nilainya sebelum akhirnya anjlok.
Kasus peretasan seperti yang dialami Bybit menegaskan bahwa keamanan di dunia mata uang digital masih menjadi tantangan besar. Bursa kripto perlu meningkatkan sistem perlindungan mereka untuk menghadapi ancaman yang semakin canggih.
“Baca Juga: Serangan Jantung Sering Terjadi di Pagi Hari, Mengapa?”
This website uses cookies.