5Blogger – Kartu Nusuk belakangan ini sering menjadi perbincangan di kalangan jemaah haji, terutama terkait fungsinya selama pelaksanaan ibadah haji. Nusuk merupakan paspor haji yang wajib dimiliki oleh setiap jemaah haji Indonesia yang hendak melaksanakan ibadah haji di Arab Saudi. Kepala Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2025, sekaligus Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama Muchlis Hanafi, menjelaskan bahwa kartu Nusuk adalah identitas resmi jemaah selama ibadah haji. Kartu ini sangat penting untuk berbagai kegiatan terkait ibadah haji, seperti masuk ke Kota Makkah dan Masjidil Haram.
Nusuk memiliki tiga fungsi utama yang sangat penting bagi jemaah haji. Pertama, Nusuk berfungsi sebagai layanan dari syarikat yang bertanggung jawab terhadap jemaah. Indonesia bekerja sama dengan delapan syarikat swasta dalam penyelenggaraan haji. Syarikat ini memastikan layanan yang lebih terorganisir dan mengurangi kemungkinan jemaah terlantar. Fungsi kedua adalah sebagai syarat masuk ke Masjidil Haram, meskipun petugas di lapangan tetap membolehkan jemaah yang belum memegang Nusuk untuk masuk dengan menunjukkan visa haji yang sah.
“Simak Juga: Neuralgia Sublingual, Nyeri Saraf yang Jarang Tapi Mengganggu”
Fungsi ketiga adalah untuk memfasilitasi pergerakan jemaah dari Makkah ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina selama puncak ibadah haji. Nusuk digunakan sebagai acuan data yang mengatur pergerakan lebih dari dua juta jemaah haji. Dengan data yang akurat, kelancaran ibadah haji dapat terjaga dan risiko permasalahan dapat diminimalisasi.
Meskipun Nusuk sangat penting, terdapat tantangan dalam pendistribusiannya kepada jemaah haji Indonesia. Sekitar 35 ribu kartu Nusuk belum didistribusikan dan diaktifkan kepada jemaah haji Indonesia yang telah tiba di Madinah. Muchlis Hanafi mengungkapkan bahwa sekitar 63 persen jemaah Indonesia yang sudah berada di Madinah masih menunggu kartu Nusuk mereka. Hal ini menyebabkan kegelisahan di pihak pemerintah Arab Saudi yang khawatir pelayanan haji tidak berjalan lancar.
Salah satu masalah yang diidentifikasi adalah penyebaran jemaah di berbagai syarikat yang mengelola layanan haji. Meskipun sistem syarikat berfungsi menggantikan sistem muasasah yang sebelumnya diterapkan, distribusi Nusuk masih menjadi tantangan. Beberapa syarikat sudah berhasil mendistribusikan kartu Nusuk dengan baik, sementara yang lain belum optimal.
Untuk mengatasi kendala ini, pemerintah Indonesia segera mengambil langkah-langkah akselerasi dengan menerbitkan edaran tentang percepatan distribusi dan aktivasi kartu Nusuk. Muchlis menjamin bahwa jemaah yang belum menerima kartu Nusuk akan tetap mendapatkan bantuan dari petugas syarikat atau menggunakan visa haji mereka sebagai alternatif sementara. Pemerintah dan syarikat diberi waktu 48 jam untuk menyelesaikan distribusi Nusuk yang tertunda.
“Baca Juga: Caipirinha, Minuman Nasional Brasil yang Menyegarkan”
This website uses cookies.