5Blogger – Nilai tukar rupiah kembali mencetak rekor terlemah terhadap dolar Singapura (SGD), menyentuh level Rp13.003 per SGD pada Kamis (25/9/2025). Data Refinitiv mencatat rupiah melemah 0,56% ke posisi tersebut pada pukul 12.50 WIB. Angka ini menjadi titik terendah sepanjang sejarah, sekaligus menegaskan tren pelemahan yang terjadi sejak awal tahun. Dibandingkan posisi Januari 2025 di Rp11.775 per SGD, rupiah telah terdepresiasi sekitar 10,37% hanya dalam sembilan bulan.
Kondisi ini sejatinya bukan kejutan. Selama lima tahun terakhir, rupiah terus melemah terhadap dolar Singapura. Pada awal 2021, kurs masih di Rp10.599 per SGD. Angka tersebut naik menjadi Rp11.499 di akhir 2022, Rp11.582 di 2023, lalu Rp11.743 di 2024. Tahun 2025 pelemahan semakin cepat: dari Rp12.296 per Februari, ke Rp12.851 pada April, sempat menguat ke Rp12.664 di Juni, namun kembali merosot hingga menembus Rp13.000 di September.
“Baca Juga: Forum Penyelamat USU Ajukan Gugatan ke PTUN Terkait Pemilihan Rektor USU”
Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menegaskan level ini memang titik terlemah rupiah sepanjang sejarah. Ia menjelaskan pelemahan rupiah tak lepas dari dominasi dolar AS yang memengaruhi pergerakan dolar Singapura. “Karena akar pergerakan SGD adalah dolar AS, maka rupiah yang melemah terhadap dolar AS juga otomatis tertekan terhadap SGD,” jelasnya.
Sementara itu, analis Lukman Leong menilai penguatan dolar Singapura didorong oleh statusnya sebagai aset aman (safe haven) di kawasan Asia. Permintaan tinggi dari investor regional membuat SGD tetap kokoh meski pemerintah Singapura sempat berupaya menekan nilainya akibat rendahnya inflasi.
Dari sisi dalam negeri, tekanan datang dari kebijakan Bank Indonesia (BI). Sepanjang 2025, BI memangkas suku bunga acuan (BI Rate) total 125 basis poin, dengan pemangkasan terakhir 25 bps pekan lalu sehingga berada di level 4,75%. Kebijakan longgar ini mendukung pertumbuhan ekonomi, namun dipandang sebagian analis berisiko menurunkan kredibilitas bank sentral. Dampaknya, imbal hasil aset rupiah berkurang dan arus modal asing keluar, memperparah pelemahan kurs.
Berbeda dengan Indonesia, Otoritas Moneter Singapura (MAS) mengandalkan nilai tukar sebagai instrumen utama menjaga stabilitas ekonomi. Ditambah cadangan devisa yang kuat serta politik yang stabil, SGD semakin diminati investor global.
Dengan kombinasi faktor eksternal dan domestik tersebut, rupiah diperkirakan masih akan menghadapi tekanan dalam waktu dekat. Tanpa perubahan signifikan dalam kebijakan moneter maupun arah pasar global, peluang rupiah untuk segera pulih terhadap dolar Singapura terbilang terbatas.
“Simak Juga: Cara Aman Lindungi Mata saat Terpapar Lampu Strobo Tot Tot Wut Wut”
Informasi ini bersumber dari surabayapagi. Nilai tukar rupiah kembali mencetak rekor terlemah terhadap dolar Singapura (SGD), menyentuh level Rp13.003 per SGD pada Kamis (25/9/2025). Simak ulasan lengkapnya di 5Blogger.
|Penulis: Lukman Azhari
|Editor: Anna Hidayat