5Blogger – Ketegangan Iran-Israel memuncak saat militer Iran pada Minggu (15/6/2025) menyerukan warga Israel segera meninggalkan negaranya. Peringatan itu disampaikan dengan nada yang keras dan ancaman serius terhadap keberlangsungan hidup di wilayah tersebut.
“Tinggalkan wilayah pendudukan karena wilayah itu sudah pasti tidak akan layak huni dalam beberapa hari ke depan!” Juru bicara militer Iran, Reza Sayyad
Pernyataan itu dikutip dari kantor berita resmi Iran, IRNA, dan diperkuat oleh laporan Anadolu Agency. Juru bicara militer Iran, Reza Sayyad, menegaskan bahwa bersembunyi di bunker atau tempat perlindungan bawah tanah tidak akan menjamin keselamatan rakyat Israel. Ia juga memperingatkan bahwa pemerintah Israel tidak boleh menggunakan rakyatnya sebagai tameng manusia dalam konflik ini.
“Kami ingin menegaskan: jangan biarkan rezim kriminal itu menggunakan kalian sebagai perisai,” tambah Sayyad.
“Simak Juga: Guru Besar FK USU Desak Presiden Copot Menkes Budi Sadikin”
Dalam pernyataan terpisah, Mohsen Rezaei, seorang komandan senior dari Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) sekaligus anggota Dewan Penentuan Kebijaksanaan, mengisyaratkan bahwa eskalasi lebih besar dapat terjadi jika situasi tidak segera mereda.
“Kita bisa saja sampai pada titik di mana kita mengambil tindakan besar yang akan membuat seluruh kawasan menjadi tidak stabil,” ujarnya.
Rezaei juga mengimbau negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, agar segera menarik keterlibatan mereka dari konflik. Ia memperingatkan bahwa jika tidak ada langkah diplomatik, Iran tidak akan tinggal diam melihat keterlibatan mereka dalam eskalasi ini.
Ketegangan ini dipicu oleh serangan udara Israel terhadap sejumlah fasilitas penting di Iran, termasuk lokasi militer dan nuklir, pada Jumat (13/6). Sebagai respons, Iran meluncurkan serangan balasan yang menyasar pusat-pusat strategis di wilayah Israel. Bentrokan ini terus berlangsung dan telah menimbulkan kekhawatiran global akan potensi pecahnya konflik berskala luas di Timur Tengah.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan bahwa ada upaya diplomatik yang sedang dijajaki. Ia menyebutkan bahwa pertemuan dan pembicaraan perdamaian tengah dirintis antara kedua pihak, meski belum ada tanda-tanda konkret tercapainya gencatan senjata.
“Baca Juga: Tuberkulosis (TBC) Tewaskan 2 Orang Tiap 5 Menit, Waspada!”
This website uses cookies.