israel hentikan serangan

5Blogger – Israel mengumumkan akan hentikan sementara serangan selama 10 jam di beberapa wilayah Jalur Gaza pada Minggu (27/7/2025). Keputusan ini diambil menyusul meningkatnya tekanan internasional atas situasi kemanusiaan yang memburuk, terutama ancaman kelaparan massal akibat blokade berkepanjangan.

Jeda ini diberlakukan mulai pukul 10.00 hingga 20.00 waktu setempat, mencakup wilayah Al-Mawasi, Deir al-Balah, hingga Gaza City. Langkah tersebut disebut sebagai respons terhadap seruan global agar akses bantuan ke Gaza diperluas dan diperbaiki.

Pengiriman Bantuan Dilonggarkan

Seiring dengan keputusan Israel hentikan serangan selama 10 jam, militer juga mengumumkan pelonggaran pembatasan terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan. Mulai pukul 06.00 hingga 23.00, pengiriman logistik seperti makanan dan obat-obatan diizinkan masuk ke Gaza melalui sejumlah titik yang telah ditentukan.

“Baca Juga: Pengabdian Masyarakat Dosen Keperawatan USU di Puskesmas Kampung Baru”

Kepala urusan bantuan kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, menyampaikan bahwa pelonggaran ini mulai menunjukkan hasil. “Laporan awal menunjukkan lebih dari 100 truk bantuan telah berhasil masuk ke Gaza,” ujarnya. Meskipun masih jauh dari kebutuhan harian warga, pengiriman ini menjadi langkah awal penting untuk menekan kelaparan.

Bantuan Udara dari UEA dan Yordania

Memanfaatkan celah pertempuran, Uni Emirat Arab dan Yordania menerjunkan bantuan sebanyak 25 ton melalui jalur udara (airdrop). Bantuan tersebut dijatuhkan menggunakan parasut dari pesawat militer, berisi makanan siap saji, susu, air bersih, serta perlengkapan darurat.

Namun, metode ini tidak lepas dari risiko. Otoritas kesehatan Palestina melaporkan setidaknya 10 orang terluka karena tertimpa paket bantuan saat mendarat. Pejabat Yordania sendiri mengakui bahwa pengiriman udara tidak seefisien distribusi melalui jalur darat, namun dianggap sebagai langkah darurat saat ini.

Gaza di Tengah Ancaman Kelaparan

Sejak Maret 2025, Israel memperketat blokade bantuan ke Gaza dengan tujuan menekan kelompok Hamas untuk membebaskan para sandera. Namun kebijakan tersebut justru memicu bencana kemanusiaan besar-besaran. Persediaan makanan, air, dan obat-obatan semakin menipis, sementara harga kebutuhan pokok melonjak drastis.

Meski sejak Mei 2025 Israel mulai mengizinkan masuknya bantuan dalam jumlah terbatas, distribusinya belum menjangkau seluruh wilayah terdampak. Lembaga kemanusiaan melaporkan lebih dari setengah juta warga Gaza mengalami kelaparan akut, termasuk anak-anak dan lansia.

Seruan Gencatan Senjata Permanen

Jeda 10 jam ini dianggap sebagai langkah awal, namun belum cukup. Komunitas internasional terus mendesak Israel dan pihak-pihak terlibat untuk membuka dialog menuju gencatan senjata yang lebih panjang, bahkan permanen.

Sejumlah negara menyerukan pengawasan lebih ketat terhadap penyaluran bantuan dan mendesak agar wilayah kemanusiaan dijadikan zona aman tanpa serangan. Banyak pihak berharap jeda ini bisa menjadi celah menuju solusi damai yang lebih menyeluruh, mengingat krisis Gaza telah berlangsung bertahun-tahun dan menelan ribuan korban jiwa.

“Simak Juga: Hepatitis B Menginfeksi 6,5 Juta Warga RI, Ketahui Cara Penularannya”

Similar Posts