5Blogger – Harga cabai rawit merah tercatat mengalami kenaikan ekstrem, mencapai Rp 81.700 per kg atau naik 23% secara month to month pada Jumat (28/2). Menteri Perdagangan Budi Santoso mencatat bahwa kenaikan harga pangan ini mulai terjadi sebelum bulan Ramadan 2025. Budi menyebutkan bahwa salah satu komoditas yang mengalami lonjakan harga signifikan adalah cabai rawit merah.
Budi mengungkapkan bahwa kenaikan harga cabai rawit merah dipicu oleh kurangnya pasokan dari wilayah produksi utama seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi. Faktor cuaca, khususnya curah hujan yang tinggi, menjadi penyebab utama terbatasnya pasokan cabai di pasaran. “Pada prinsipnya, pasokan yang kurang disebabkan oleh curah hujan,” ujar Budi dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI pada Senin, 3 Maret 2025.
“Baca Juga: Kelenjar Liur, Pahlawan Kesehatan Mulut yang Jarang Diketahui”
Selain cabai, pemerintah juga mewaspadai potensi kenaikan harga pangan pokok lainnya. Ini seperti beras, daging sapi, dan bawang putih, yang secara historis mengalami lonjakan harga menjelang Ramadan. Namun, Budi menyatakan bahwa hingga saat ini harga komoditas tersebut masih terpantau stabil dan belum mengalami gejolak yang signifikan.
Untuk mengatasi potensi lonjakan harga, pemerintah telah merencanakan operasi pasar guna menjaga pasokan dan stabilitas harga pangan selama Ramadan dan Idul Fitri 2025. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa operasi pasar yang dilakukan melalui jaringan PT Pos Indonesia telah menjangkau 265 titik lokasi pada 28 Februari. Selain itu, program Gerakan Pangan Murah (GPM) juga terus digencarkan bersama pemerintah daerah.
“Per 21 Februari, GPM telah dilakukan 717 kali di 13 provinsi dan 88 kabupaten/kota. Rinciannya, pada Januari ada 166 kali dan Februari mencapai 551 kali,” kata Arief.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menekankan pentingnya penstabilan harga pangan dengan menambah stok di pasar-pasar. Ia juga memperingatkan agar pedagang tidak terjebak dalam fenomena FOMO (Fear of Missing Out), yakni menaikkan harga hanya karena adanya permintaan tinggi selama Ramadan dan Idul Fitri.
“Tidak ada lagi FOMO. Tidak ada alasan untuk menaikkan harga hanya karena Ramadan dan Lebaran. Kita akan pastikan harga tetap stabil,” ujar Sudaryono.
Dengan langkah-langkah yang telah disiapkan, pemerintah berharap dapat menghindari lonjakan harga yang merugikan masyarakat. Dan sekaligus menjaga keseimbangan pasokan pangan menjelang momen besar seperti Ramadan dan Idul Fitri 2025.
“Simak Juga: USU Mempererat Hubungan Akademik dengan Tiongkok”
This website uses cookies.